Monday, March 10, 2014

Sejarah Telur Pada Perayaan Paskah

sejarah telur paskah

Telur yang dihias dengan indah selalu hadir dalam perayaan paskah, bahkan ada istilah “telur paskah”.  Dalam Injil, tidak ada satu kata yang menyinggung kelinci, melukis telur, atau berburu sekeranjang telur ketika Paskah. Tapi tradisi itu sangat mendarah daging di hari Minggu Paskah. Nah bagaimana sejarah telur pada perayaan pasakah, simaklah infonya dibawah ini yang dikutip dari tempo.co

Tradisi telur serta kelinci berawal dari kepercayaan Pagan yang sama sekali tidak terkait dengan tradisi Kristen, menghormati hari kematian dan kebangkitan Yesus. Menurut Pusat Sastra dan Kebudayaan Anak-anak Universitas Florida, asal-usul perayaan kelinci dan telur Paskah dapat ditelusuri sejak abad ke-13. Tepatnya masa pra-Kristen Jerman, waktu manusia menyembah dewa dan dewi.
Eostra Teutonik adalah satu dewi yang mereka sembah. Untuk menghormati dewi kesuburan dan musim semi ini, manusia di zaman itu mengadakan pesta di Vernal Equinox. Dan simbol yang mereka gunakan sebagai penanda kesuburan adalah kelinci. Sebab hewan mamalia satu ini identik dengan tingkat reproduksi yang tinggi. Sedangkan telur merupakan simbol kuno dari kesuburan.
Telur dan kelinci kemudian masuk dalam peringatan Paskah. Sebab, menurut History.com, telur melambangkan kebangkitan Yesus. Tapi tradisi itu baru ada ketika Katolik yang dibawa Roma menjadi agama dominan di Jerman pada abad ke-15. Tradisi Paskah pun bercampur dengan kepercayaan Pagan yang sudah mendarah daging.

Legenda Kelinci Paskah pertama didokumentasikan di tahun 1500-an. Kemudian pada 1680, muncul cerita pertama tentang kelinci yang bertelur dan menyembunyikannya di taman. Legenda ini dibawa ke Amerika Serikat pada 1700-an, ketika imigran Jerman menetap di Pennsylvania.
Kemudian terbentuklah tradisi membuat sarang bagi kelinci untuk menaruh telur-telurnya. Sarang itu dibuat dari keranjang yang dihias. Dan telur warna-warni yang ditemukan akan ditukar dengan permen atau cokelat.
Begitulah asal-usul mengapa ada kelinci dan telur ketika Paskah. Selamat berburu telur.

Cara Membuat Telur Asin Khas Brebes di Rumah

Telur Asin adalah salah satu makanan Indonesia yang unik. Keberadaannya mungkin hanya bisa ditemukan di negara kita tercinta dan sangat sulit dijumpai di luar negeri. Inilah yang membuat telur asin ini unik. Salah satu telur asin yang terkenal di tanah air adalah telur asin Khas Brebes.

Telur asin adalah makanan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan, pada umumnya memakai telur itik atau telur bebek meski tidak menutup kemungkinan memakai telur lain.

Telur Asin khas Brebes konon memiliki rasa yang lebih enak daripada telur asin biasa pada umumnya. Jika di luar negeri telur dijadikan sebagai makanan cemilan di Indonesia digunakan sebagai lauk pauk sehari-hari. Meski rasanya kadang terasa sangat asin namun masyarakat tanah air kerap kali menggunakan makanan ini sebagai menu harian.

 
Bahan-bahan :
10 Sdm Garam Dapur
1000 ml Air
10 Butir Telor Bebek

Cara Membuat Telur Asin Khas Brebes :
1. Telor bebek dibersihkan terlebih dahulu dengan cara di gosok atau disikat hingga bersih.
2. Simpan telur bebek dalam wadah Tupperware untuk memeram telor bebek ( Dengan menggunakan SIngle Deco ).
3. Tuangkan air kedalam wadah Single Deci lalu masukan garam dan aduk rata, sehingga menjadi larutan air garam.
4. Masukan telor bebek yang sudah bersih kedalam larutan tersebut.
5. Tutup rapat wadah, lalu simpan ditempat yang kering.
6. Untuk telor dengan kadar keasinan rendah disimpan 1 minggu saja, untuk keasinan sedang disimpan selama 2 minggu dan bila ingin sampai “Masir” ( kuning telor sampai keluar minyaknya ) disimpan sampai 3 minggu.
7. Selanjutnya telor bisa direbus atau di bikin masakan lain

Nah itulah cara membuat telur asin khas brebes…smoga bermanfaat..

sumber :

Sejarah Telur Asin Khas Kota Brebes

sejarah telur asin brebes

Telur asin  merupakan oleh-oleh khas kota Brebes, tidak heran banyak pemudik saat lebaran yang melewati Kota Brebes menyempatkan diri untuk mampir dan membeli telur asin khas Brebes untuk oleh-oleh. Bagaimana industri telur asin bisa berkembang di kota Brebes berikut adalah sejarahnya, seperti yang dikutip dari liputan6.com.

Konon, telur asin itu pertama kali diperkenalkan suami istri asal negeri tirai bambu, China, In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio sekitar 1950. Pada awalnya telur asin menjadi makanan yang eksklusif, karena pasangan suami istri itu memasarkan telur asin ke Jakarta. Mereka memproduksi secara terbatas dan menjadikan telur asin yang gurih dan lezat dikemas sebagai salah satu hidangan istimewa.

Seiring berjalannya waktu produksi Telur Asin menyebar dan prosesnya berlangsung dari tangan pekerja yang awalnya bekerja pada In Tjiauw dan Tjoa. Setelah keluar, pekerja ini lalu membuat produksi dan menjualnya sendiri. Inilah awal penyebaran telur asin kepada masyarakat, tidak lagi eksklusif hanya dipasarkan ke Jakarta tapi dijual di Brebes dan sekitarnya. Salah satu Pedagang lain yang dipercaya sebagai pionir pembuat Telur Asin Brebes adalah Tjoa Kiat Hien dan istrinya Niati yang berjualan sejak tahun 1960. 

Usaha Telur Asin keluarga itu tetap berjalan dan diteruskan oleh anak ke-4 mereka, Tjoa Kiem Tien dengan merek Telur Asinnya yang bernama Tjoa. Usaha Telur Asin Brebes ini baru dikenal oleh masyarakat sekitar tahun 1965. Kini, dengan harganya yang bervariasi Telur Asin dapat Anda jumpai di beberapa tempat di Brebes, seperti di wilayah Kecamatan Wanasari, Jalan Pemuda, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Jenderal Sudirman. Di daerah-daerah itu banyak terdapat Telur Asin dengan beragam jenisnya.

Untuk 1 butir telur asin rebus, Agus menjualnya dengan harga Rp 3.500. Untuk telur asin bakar, harga yang harus dikeluarkan pembeli sebesar Rp 3.800. Tertarik membeli kuliner khas Brebes ini?